Allah ada Dimana?

Saya sering mendengar sebuah pertanyaan dari beberapa orang yang menanyakan sebenarnya Allah itu ada dimana. Kemudian mereka mengutarakan beberapa pertanyaan dan alasan seperti:
  1. Apakah Allah berada di Ka'bah? Karena kita sholat menghadap ke Ka'bah, bukankah sholat itu menyembah Allah?
  2. Apakah Allah ada di atas langit? Karena kebanyakan orang mengatakan "Yang di Atas" sebagai ungkapan penyebutan Tuhan
  3. Apakah Allah ada di hati kita? Karena Allah menguasai hati tiap manusia
Demikian pertanyaan dan alasan pertanyaan tersebut dari sebagian orang yang pernah saya dengar.


Untuk menjawab pertanyaan di atas, sebelumnya kita juga harus menjawab apa yang menjadi alasan dan asal-usulnya alasan tersebut di atas:

1. Apakah Allah di Ka'bah

Pertanyaan ini yang paling sering diutarakan oleh seorang muslim. Mereka berpendapat bahwa kita sholat itu menyembah Allah, waktu kita sholat kan menghadap ka'bah, berarti Allah ada di Ka'bah, jika Allah tidak ada di sana, berarti kita cuma menyembah batu (hajar aswad).

Sebelumnya kita harus menelaah dari berbagai aspek. Memang, nama lain dari Ka'bah adalah Baitullah (Rumah Allah), namun perlu kita ketahui bahwa semua tempat di dunia ini adalah rumah Allah, karena Allah menguasai segalanya. Terus mengapa kita sholat menghadap Ka'bah? Perlu diingat, bahwa Ka'bah berada di kota Mekah, yaitu sebuah kota yang dirahmati oleh Allah SWT. Allah memerintahkan umat Islam untuk sholat menghadap ke tempat yang Dia kehendaki. Namun bukan berati Allah berada di dalam Ka'bah.

Untuk lebih jelasnya akan saya berikan sebuah contoh. Misalkan Anda mendapat sebuah panggilan di telefon Anda. Kemudian Anda menjawab, berbincang-bincang, bahkan ada sebagian yang mengungkapkan perasaannya dengan mencium-cium telepon tersebut. Sekarang pertanyaannya: Apakah penelfon berada di dalam telfon tersebut? Apakah untuk berbicara, atau berkomunikasi kita harus berhadap-hadapan? Jawabannya pasti Tidak. Begitu juga dengan Sholat, kita menghadap Ka'bah karena Ka'bah adalah sebuah rumah yang dirahmati oleh Allah sebagai sarana komunikasi manusia dengan Tuhannya (dalam sholat dan haji).

Manusia itu tidak ada bandingannya dengan sang Pencipta - Allah SWT. Kita tidak mampu melihat, bahkan berhadap-hadapan dengan-Nya untuk berkomunikasi (terutama waktu sholat). Karena memang, Allah itu Maha Ghaib. Jadi, mulai sekarang, jadilah manusia yang sadar akan sifat manusia.

2. Apakah Allah ada di atas langit?

Pertanyaan ini juga sering muncul di kalangan umat muslim. Pertanyaan ini mendasar pada sebuah ungkapan kata "Yang di Atas" sebagai kata ganti Tuhan. Memang, banyak orang menyebutkan kata tersebut sebagai kata ganti Tuhan. Terus kenapa demikian? Pertama, Allah adalah Yang Maha Tinggi, jadi tidak salah kalau orang menyebut "Yang di Atas" sebagai kata ganti dari Tuhan. Kedua, Bumi itu berbentuk bulat, jadi jika ada orang mengatakan "Yang di Atas" di beberapa tempat yang berbeda, maka arah atasnya pun berbeda, misalkan orang di Indonesia dengan di Amerika, pasti makna Atas akan sangat jauh berbeda karna kedua tempat tersebut berlawanan. Jadi, maka atas dari kata "Yang di Atas" seharusnya dimaknai sebagai "Yang Maha Tinggi", bukan "Yang berada di Atas".

3. Apakah Allah ada di Hati Manusia?

Allah memang menguasai hati manusia, bahkan bukan hanya manusia, tapi semua makhluk yang diciptakannya. Allah mengetahui isi dan berhak untuk membolak-balikkan semua isi tersebut. Karena pada hakekatnya, hati diciptakan oleh-Nya pula, maka Dia juga berhak untuk mengaturnya.

Ketika ada seseorang yang mengungkapkan bahwa "Allah ada di hati saya" maka sebenarnya bukan makna harfiah yang diartikan. Maksud kalimat tersebut adalah Allah berada dekat di lubuk hatinya, menguasai hatinya. Jadi Islam mengajarkan untuk berdzikir yaitu mengingat Allah, bukan hanya di lisan, tetapi di dalam hati harus mengingatnya pula. Maka hati yang kotor, yang berpenyakit, seperti sombong, takabur, dengki, iri, tidak akan mungkin bisa dekat dengan Allah, karena untuk dekat dengan Yang Maha Suci, maka kita harus mensucikan hati pula. Perlu disadari pula bahwa tidak ada raga yang suci dari dosa, maka Allah menciptakan hati sebagai sarana untuk manusia bisa dekat dengan Allah.


Terus sebenarnya Allah ada dimana?

Pertanyaan ini memang agak sulit dijawab. Karena tidak semua orang bisa mengerti dan memahaminya. Dalam ajaran Sufi, Allah itu sebenarnya ada di depan kita. Kenapa tidak terlihat? Bukan tidak terlihat, tetapi kita yang belum sadar akan keberadaan-Nya. Kemana kita menghadap, disitu adalah Allah. Dalam Al-Qur'an surat An-Nur:35 disebutkan bahwa "Allah cahaya Langit dan Bumi". Kita bisa melihat karena ada cahaya, tanpa cahaya kita tidak dapat melihat apapun.

Tidak mudah memahami pernyataan di atas, maka ilmu Tasawuf mengajarkan sebuah mdetode untuk mendapatkan kesadaran (Ilmu Laduni) dengan cara menempuh jalan (Tarekat/Torekoh) untuk mencapai sebuah kemakrifatan, yaitu bertemu dengan Allah SWT.


Komentar anda sangat diharapkan untuk ikut membangun blog ini! Syarat berkomentar:
1. Isi berupa saran dan kritik yang membangun
2. Tidak berisi kata sara, ejekan, atau hinaan terhadap satu atau sebagian kaum 
3. Apabila ada perbedaan pendapat silakan sampaikan secara musyawarah & mufakat

Related

Tasawuf 4907476000845732170

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Follow Us

Like Us

Live Traffic

item